TENTANG AKU DIA DAN SIBAJINGAN ITU
karena aku masih memandangmu sebelah mata, kawan
Aku
mengerti isi hatinya. Karena aku sendiri perempuan yang tidak cukup kuat dalam
hal perasaan. Dia bercerita didepanku dengan mata berlinang. Jika aku menjadi
dia, mungkin aku sudah menjerit sekuat tenaga tanpa perduli aku berada dimana.
Bibirnya bergetar mengatakan perasaannya. Itu sakit memang.
Sesekali
gadis itu menyantap makannya.kami berjumpa disalah satu tempat makan. Katanya
dia ingin bercerita dengan orang yang selalu mengerti perasaan. Sebenarnya dia
salah orang kalau harus bercerita kepadaku. Tapi, kali ini aku mencoba menjadi
pendengar yang baik. Dia bercerita begitu lepas tentang hubungan sahabatnya
dengan kekasihnya itu. Aku mengerti hatinya tersayat-sayat setiap kata demi
kata dia ucapkan. Dia juga bercerita, dia pernah diselingkuhi oleh beberapa
mantannya tidak hanya diduakan bahkan dia pernah ditigakan sekaligus namun apa
yang dia rasakan tidak sebanding dengan rasa sakit itu.
Jika
sebuah perselingkuhan, jelas akhirnya adalah melepaskan. Tapi ini bukan tentang
perselingkuhan. Gadis kecil ini mempunyai teman yang baru dikenalnya dua tahun
sebelum kejadian ini terjadi. Sudah ada darah keluarga didalam diri mereka
berdua. mereka selalu bersama dalam suka ataupun duka. Termasuk dalam hal
percintaan. Dia pernah bercerita dia mengagumi seorang lelaki yang telah
dipendamnya dalam waktu yang cukup lama. Lelaki itu misterius. Lelaki itu
pendiam bahkan semua orang pun tau kalau lelaki yang dikagumi olehnya sangat
‘sensitif’ terhadap wanita. Dengan kata lain, polos.
Awalnya
dia menganggap biasa tentang kedekatan sahabatnya dengan lelaki tersebut.
Karena baginya suatu hal yang baik jika sahabatnya dekat dengan lelaki yang
dikaguminya. Otomatis akses menuju hati lelaki tersebut bisa semakin mudah. Namun
seiring berjalannya waktu. Seiring dengan berputarnya jarum jam apa yang dia
pikirkan tidak sejalan dengan kenyataan.
Aku
memberikan sehelai tisu kepadanya. Kali ini airnya matanya jatuh bercucuran. Kini
dia memang tidak bisa membendung lautan air matanya. Ternyata lelaki itu
memiliki hal yang lebih dari seorang teman kepada sahabatnya tesebut. Ternyata
lelaki itu pernah mencium sahabatnya. Kejadian itu tepat dirumahnya dan tanpa
sepengetahuannya. Cukup hebat. Mataku berlinang mendengarkan ceritanya dengan
nada yang bergetar serta air mata yang menetes tanpa hentinya.
Entah siapa yang harus dia
lepaskan. Sahabatnya atau lelaki yang telah lama ia nantikan untuk menjadi
kekasihnya. Dia telah bercerita dengan dua orang dengan jawaban yang berbeda.
Orang pertama yaitu teman sepermainannya. Temannya berkata, dia harus
meninggalkan sahabatnya karena sahabat seperti itu tidak harus dipertahankan.
Bukan tentang siapa duluan yang mencintai. Tapi bukankah persahabatan itu
tentang sebuah kesetiaan?
Orang kedua yaitu, sahabat
kecilnya. Sahabat kecilnya berkata, dia harus melepaskan lelaki tersebut karena
berkat sahabatnya tuhan menunjukkan bahwa lelaki tesebut tidaklah baik. Lelaki
yang baik tidak harus mencium perempuan yang bukan kekasihnya apalagi perempuan
itu adalah sahabat wanitanya. Terlintas dipikiranku, bukannya tamu takkan bisa
masuk tanpa seizin pemilik rumah? Katakanlah lelaki itu berengsek, jika
sahabatnya itu setia dia takkan membuka tangan lebar-lebar akan kedatangan
lelaki tersebut sementara sahabat si gadis kecil tau bahwa dia mencintai lelaki
tersebut pada pandangan pertama.
Kini air matanya sedikit
terhenti. Entah karena air matanya telah habis malam atau karena dia sudah
mulai menemukan sedikit kelegahan dihatinya berkat terluapkannya emosi di hati. si gadis kecil tersemyun. Sudah berkali-kali aku menyuruh dia menarik nafasnya
panjang-panjang setiap dia merasa dadanya begitu sesak menceritanya kejadian
itu secara mendetail. Aku sedikit tersenyum melihat air matanya tidak sederas beberapa
saat yang lalu.
Gadis kecil itu tidak tau harus berbuat apa. Kini hatinya hancur karena
pengkhianatan. Semua kejadian itu diketahuinya setelah lelaki tersebut mencoba
masuk kedalam kehidupannya dan menariknya dalam-dalam kepelukannya. Hubungan
mereka sudah berjalan beberapa bulan sebelum dia mengetahui segalanya. Dan
kejadian itu terjadi sebelum dia menjalin hubungan dengan kekasih tersebut.
Apakah dia pantas semarah itu?
Disini aku mulai merasa bingung.
Kejadiannya juga bukan disaat dia dan lelaki tersebut menjalin hubungan. Terus
kalau seperti ini siapa yang patut kita salahkan? Salahkah karena mencintai
lelaki yang sama dengan sahabatnya? Atau salah sahabatnya yang meluluhkan hati
sang lelaki tanpa mengerti bahwa sahabatnya mencintai lebih dulu lelaki
tersebut. Atau mungkin salah lelaki tersebut yang tidak memikirkan hati
keduanya yang mana posisinya adalah sepasang sahabat?
Menurut kalian disini siapa yang
bersalah? Aku belum bisa mengambil kesimpulan karena aku tau dia masih dalam
posisi emosi dan hatinya terpatah-patah sehingga masih belum bisa mengendalikan
omongan diatas emosianal. Dia menarik nafasnya lagi dalam-dalam. Kali ini dia
benar-benar merasa sangat lega. Syukurlah aku bisa membuatnya berbicara selepas
ini.
Gak ada yang salah dalam hal ini.
Bukan berarti semuanya dalam posisi yang benar juga. Sigadis kecil ini sudah
menjalani hubungan dengan lelaki ini dengan jangka waktu beberapa bulan
lamanya. Dan situasi dia dengan sahabatnya sempat berada dalam diujung tanduk.
Katanya dia bahkan tidak mau menoleh lagi kesahabatnya. Ibaratnya, setiap dia
melihat bahkan mendengar namanya rasa sakit itu kembali mengiris hatinya. Aku
merasakan sakitnya. Betapa sakit hatinya tentang hal bodoh ini pikirku.
Kita tarik garis lurusnya. Tidak
ada yang salah dalam hal cinta. Kita tidak pernah tau dengan siapa dan kapan kita
akan jatuh cinta. Entah itu terlarang ataupun tidak. Tidak dengannya, sahabatnya
ataupun kekasihnya. Aku bertanya
kepadanya, sampai kapan dia akan terbenam dalam dendam akan pengkhianatan
cinta? Aku sedikit tercengan mendengar jawabannya. Dia menjawab, “entah sampai
kapan aku bisa memaafkan keduanya, mungkin saja sampai aku menutup mata baru
aku akan memaafkan”
Aku memberi sugesti kepadanya. Lagi-lagi
kutekankan tidak ada yang salah dalam hal cinta. Dia mengaku tidak pernah
sesakit ini. Dia mengaku padangannya ke kakasihnya tidaklah kembali sama saat
dia jatuh cinta. Kini pekerjaan terberat dia setelah mencoba memaafkan adalah
mencoba mengkukuhkan hatinya lagi tentang kekasihnya. Bahwa kekasihnya bukan
orang gampangan yang dengan mudah jatuh cinta dan berbuat semaunya dengan siapa
aja. Rasa takut akan kehilangan itu semakin besar seiring dengan kalian yang
ditanamkan didalam pikirannya bahwa “semua itu juga bermula dari pertemanan”
Dia menerima nasihatku bahwa,
tidak ada yang tidak bisa dimaafkan didunia ini. Termasuk sahabatnya ataupun
kekasihnya. Aku menyarankan untuk tetaplah berhubungan baik dengan sahabatnya. Dia
juga mengatakan hal yang jujur saat aku berkata seperti itu. Dia merindukan
sahabatnya. Namun rasa sakit yang bersarang dihatinya menolak untuk
merindukannya lagi. Tidak pantas. Dia mungkin akan memaafkan sahabatnya suatu
waktu saat sakitnya benar-benar pulih.
Namun kekasihnya masih sedikit belum
mengerti tentang itu. Baginya mengorbankan salah satu adalah sebuah perjuangan.
Dia memperjuangkan hatinya dalam hal mengkukuhkan ataupun memaafkan. Kekasihnya
masih belum bisa melihat itu hal hasil kekasihnya sedikitpun tidak pernah mau
berusaha menjadi apa yang dia inginkan. Dia tidak bisa marah atau menuntut
lebih karena baginya semua yang telah dia perjuangkan takkan bisa dengan mudah
dia lepaskan. Dia begitu mencintai kekasihnya sangat mencintainya. Itu sebabnya
dia mencoba menghilangkan rasa yang selalu mengganggu hatinya seperti
diparagraf sebelumnya.
Sepertinya dia menerima saranku
untuk mencoba memaafkan kedua pengkhianat itu. Tapi aku tidak tau pasti itu
kapan. Namun dia berjanji dia akan mencoba. Katanya tulis tulisan ini dengan
judul AKU DIA DAN SIBAJINGAN ITU. Entah dia adalah sahabatnya ataupun
kekasihnya. Begitu sebaliknya entah sibanjingan adalah sahabatnya ataupun
kekasihnya. Aku tidak bertanya tentang hal itu. Biarkan itu menjadi rahasia
terbesarnya. Entah siapa diantara mereka berdua yang disebut bajingan. Yang pasti
“sibajingan” itu adalah orang yang menggoreskan luka terdalam dihatinya.
Komentar
Posting Komentar